Minggu, 09 Desember 2012

JANGAN SIA-SIAKAN KEAHLIAN YANG SUDAH DIKUASAI



Ø  JANGAN SIA-SIAKAN KEAHLIAN YANG SUDAH DIKUASAI
 

“Barang siapa sudah ahli (dalam memanah)  ,kemmudian meninggalkan keahlianya karena benci berarti ia menghapus nikmat yang telah diberi Alloh.“


      Nabi Muhammad saw., walaupun beliau seorang nabi, akan tetapi masih mengenal ‚‘latihan‘ dalam hal ini adalah latihan memanah bersam Abu Thalhah. Ternyata kata latihan tidak hanya milik orang-orang awam. Tidak ada latihan apabila orang tiba-tiba bisa memanah sejak lahir. Tidak ada latihan tanpa mengucurkan keringat. Tidak ada latihan tanpa kesulitan. Istilah latihan harus dimulai dari awal atau dimulai dari benar-benar nol. Dalam hal ini  bisa ditarik kesimpulan, bahwa sebenarnya bakat itu tidak ada, yang ada adalah orang yang giat dalam berlatih, dan gigih dalam mencapai peringkat benar-benar ahli. Siapapun orangnya entah awam entah gembel, semuanya pasti bisa, asalkan mau belajar dengan giat. Ada sebuah buku yang ditulis Norman Peale, Yoau can if you think you can“ (Anda pasti bisa apabila Anda piker Anda bisa)

      Latihlah terus bakat Anda, apabila Anda ingin dikatakan sebagai orang yang berbakat. Teruslah belajar apabila Anda ingin  menjadi seorang jenius. Apabila ingin ahli komputer harus mau terus-menerus belajar dan berlatih.
      Bahkan Nabi Muhammad saw. Sangat tidak suka apabila keahlian yang sudah lama dilatih dan telah dikuasai dengan baik, hilang begitu saja karena tidak diasah. Bahkan orang tersebut dikategorikan orang yang ingkar terhadap nikmat Alloh swt, Mengingkari anugrah yang sudah diberikan Alloh swt, berupa sebuah keahlian.
      Ada sebuah pepatah, membuat itu mudah akan tetapi memelihara adalah sesuatu yang sangat sulit. Banyak orang mampu menghafal Al-Qur’an akan tetapi memelihara agar tetap hafal, sampai dia meninggal dunia adalah sesuatu yang sangat sulit.
     
Ya Alloh, kami mohon kepada-Mu, agar kami menjadi orang yang selalu giat belajar dan melatih diri, sehingga menjadi orang yang benar-benar mampu dan ahli.


“Lapangan es (meskipun) licin menjadi surga bagi mereka yang pandai berdansa (ice skating).“
(Fredich Nietzche,1844-1900)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar