Ø
PUASA DAN
KERJA KERAS PARA SAHABAT NABI
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebgai
mana kami wajibkan terhadap umat sebelum kamu, niscaya kalian semua bertakwa.” QS-albaqarah[2]:
183
Alloh
mensyariatkan puasa agar manusia menjadi semakin sempurna dan berkualita.
Kesempurnaan dan kualitas tidak biasa diraih dengan bermalas-malas.Dilihat dari
sisi manapun, kemalasan merupakan sisi naïf sekaligus negative dari manusia. Si
pemalas tak hanya merupakan karikatur dari sebuah mental yang rapuh, tetapi
juga menjadi bahan cibiran bagi banyak orang.
Bahkan
Wahiduddin khan, pemikir kelahiran
India, menilai kemalasan sebagai kejahatan besar, yang menyebabkan orang
membuang-buang talenta terbaik yang dimilikinya. Sehingga ia tak pantas
mengarungi kehidupan.
Betapa
banyak orang yang dianugerahi kecerdasan
dan keunggulan, namun begitu dihinggapi kemalasan, serta-merta etos dan
cita-citanya hancur, bakatnya lenyap, ketajaman visinya redup, dan potensinya
lumpuh. Siapapun yang terlena dengan kemalasan dan membiarkan banyak kesempatan
lepas begitu saja, maka hal itu identic dengan membuang jatah hidup yang sudah
Allah sediakan untuknya.
Puasa seyogianya tidak identik
dengan menebar kemalasan bagi umat muslim. Karena banyak peristiwa spektakuler
dan penuh heroisme justru terjadi pada bulan puasa. Misalnya, persiapan perang
ahzab, yaitu menggali parit dan selesai
pada bulan sawal (5 H). Kaum Muslimin berhasil mengalahkan romawi dalam perang
ruwaib pun terjadi pada bulan Ramadhan (13 H). Demikian pula dengan peristiwa, fathu makkah. Ketika itu berhala-
berhala dihancurkan. Khalid menghancurkan patung uzza, Umar menghancurkan
patung suwa, dan Sa’ad Ibn Zaid menghancurkan patung manat, dan hal itu terjadi
pada bulan Ramadhan.
Ya
Allah, detik ini juga, kami memohon kepada-Mu untuk dapat menteladani kegigihan
para sahabat, dalam beraktivitas pada bulan puasa, semoga Allah memberikan
kekuatan, kalau puasa nanti aku akan tetap beraktivitas dan produktif.
“Sudahkah saya merentang batas-batas sejauh yang saya bisa? Belum.
Barangkali, itu sebabnya saya masih merasa lapar.“
(Steven Spielberg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar