Selasa, 15 Januari 2013

KIAT ALI IBN ABI THALIB DALAM MENYIKAPI DUNIA


Ø  KIAT ALI IBN ABI THALIB
DALAM MENYIKAPI DUNIA

“Dunia adalah tempat kebenaran bagi mereka yang membenarkanya, dan tempat keselamatan/keuntungan bagi mereka yang paham, dan tempat memperoleh kekayaan bagi mereka yang menjadikannya sebagai bekal (ke akherat).“
Ali ibn Abi Thalib.


        Keberadaan agama adalah, untuk membuat manusia lebih bahagia, sejahtera dan membuat manusia terlepas dari kemalasan dan kemiskinan. Kalau kita masih mengikuti perputaranya dunia, maka kita harus memenuhi sunatillah yang ada di dunia. Bekerja dan berdoa, berdoa dan bekerja. Bersabar dan berkreasi, tawakal (pasrah) setelah kerja keras, qana’ah (menerima) setelah usahanya maksimal. Tugas manusia adalah bekerja dengan mengerahkan segala kemampuan tenaga dan pikiran, secara maksimal dan ikhlas. Sedangkan hasil akan mengikuti orang yang bekerja keras dan berpikir keras.
        Dunia adalah tempat kost manusia, pemilik kost adalah Allah swt, kita harus gunakan waktu sebaik mungkin, untuk mencari keuntungan, baik keuntungan yang harus dibawa ke akherat, maupun keuntungan keuntungan untuk hidup di dunia. Dunia adalah tempat yang menguntungkan bagi mereka yang memahami hakikat hidup didunia, yang menuntut harus dilakukan secara seimbang.
        Saran Ali ibn Abi Thalib sebagaimana diatas, sangat seimbang dan harmonis. Bagaimana tidak, seorang yang sangat dekat dengan Nabi saw, dan sangat dekat dengan Allah swt, dibanding kita. Ternyata mempunyai perhatian besar terhadap keseimbangan hidup, seimbang bahagia dunia dan bahagia akherat. Ali ibn Abi Thalib ra, tidak benci terhadap dunia, justru harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sebagai bekal menuju akherat.
        Banyak para sahabat masa-masa awal islam, mencanangkan keseimbangan bekerja dan beribadah. Beribadah secara berlebih-lebihan akan menimbulkan rasa tidak ikhlas dan bosan, maka harus diselingi dengan bekerja.Begitu juga bekerja secara berlebihan akan stres dan capek, maka harus disegarkan dengan beribadah. Jadi bekerja dan beribadah ibarat shimpono kehidupan yang saling berganti dan saling memberi irama, sehingga enak dirasakan oleh siapapun. Kadang ada dawai gitar yang berdenting, kaang ada suara bas yang berdentum, kadang ada gesekan biola yang mengalun mewakili perasaan pendengarnya.Jadi hidup adalah irama berbagai alat musik, bukan hanya satu suara alat musik. Aktif berada diperusaan besar, namun juga aktif berjama’ah di masjid, aktif bermasyarakat, pokoknya menjadi manusia yang diterima disemua kalangan.
        Ya Allah, kami mohon kepada-Mu, agar benar-benar mendapat kebahagiaan di dunia dan di akherat nanti.

„Ketenangan datang bukan dengan menghilangkan penyebab luar dan menghindari saat-saat yang menakutkan, tetapi dengan menemukan kekuatan batin yang menjadi sumbernya .“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar